Syair Cintaku, sebuah pesan sederhana untuk kamu. Dengan harapan semoga sampai kepadamu :)

Syair Cintaku

| Rabu, 29 Desember 2021 | |

Nama dia adalah Vera Santika. Tapi, dia adalah Fera Cantika di hidup gua. Lebih tepatnya Fera Cantika hanyalah karakter fiksi, sedangkan Vera Santika lah realitanya. Konyol memang, tapi itulah faktanya. Meskipun sebelumnya gua pernah mengelak jika cerita Fera Cantika hanya kebetulan mirip dengannya, tapi sekarang gua gak bisa terus berlarut dalam kebohongan, karena memang Fera Cantika dan Vera Santika itu berhubungan, meskipun mungkin ceritanya agak berbeda. Dia adalah sosok karakter utama dalam cerita-cerita gua. Terhitung sampai saat ini, ada 1 cerpen, 3 cerita panjang/novel dan 6 syair/lagu itu gua tulis karena terinspirasi darinya.

 

Maybe, akan terus berlanjut, meski gua gak tau apakah nanti gua masih bisa bertemu dengannya atau tidak. Namun suatu saat nanti, gua ingin menunjukkan kepada dunia tentang dirinya. Sosok gadis unik yang terlihat berbeda dimata gua. Gadis tangguh dengan penuh cerita yang sangat hebat. Terimakasih atas kehadiranmu selama ini. Gua jatuh cinta padanya sejak pertama bertemu di awal bulan September 2018. Tapi tak pernah satu katapun terucap untuknya tentang perasaan gua ini, karena gua menyadari kalau gua hanyalah #PengagumRahasia, atau lebih tepatnya #PecundangSejati. Dia alasan terkuat gua untuk tetap bertahan kuliah sampai lulus saat ini. Karena Cinta adalah Perang, dan bertarung dengannya adalah hal yang menyenangkan.

 

5 Desember 2021, itu adalah hari kelulusan gua, hari gua melaksanakan wisuda. Sungguh kenangaan itu masih tersimpan dengan begitu Indah. Seperti halnya ketika gua yang menangis saat mendengar lagu Sang Surya. Meski itu adalah Mars Muhammadiyah, tapi gua memaknainya berbeda. Lagu itu seperti lagu perpisahan. Berpisah dengan teman-teman, kampus, dan khususnya berpisah dengan dia. Momen terakhir bertemu dengannya dan melihat wajahnya. Terimakasih juga buat teman-teman semua, terutama untuk Pipit, teh Ainul, dan Dimaz yang telah membantu gua untuk berfoto berdua dengannya. Awalnya gua emang mengelak tentang perasaan gua. Tapi akhirnya gua berani jujur kepada kalian. Dan gua terharu banget, ternyata respon kalian sangatlah baik, kalian benar-benar support gua. Meski pada akhirnya gua tetap tidak percaya dengan diri gua sendiri. Punya teman-teman yang baik dan selalu mendukung itu juga termasuk rezeki yang baik.

 

Gua tuh biasanya gampang banget ngajak cewe buat foto bareng, apalagi gua sering ikut event-event kan. Cuma, rasanya tuh beda banget kalau ngajakin cewe yang kita sukai buat foto bareng. Benar-benar harus siap mental dan punya keberanian yang lebih, Feelnya benar-benar berbeda banget. Makanya gua banyak foto sama cewe atau foto sama teman gua yang cewe itu karena gua gak merasakan apa-apa, gak punya perasaan kepada mereka, biasa aja gua nya juga, jadi kayak terbuka aja dah gua. Gampang aja gitu ngajakinnya, apalagi buat ngobrol atau sekedar basa-basi. Nah pas gua berhasil ngajakin dia buat foto bareng, itu seperti ada kepuasan dan kebanggaan tersendiri, kayak “Ini seriuskah?”, jangan sampai gua terbangun dari mimpi Indah ini. Tapi sebenarnya hal itu semua bisa terjadi atas bantuan dan dorongan dari teman-teman gua, terutama Pipit yang mendekatkan gua dengan Vera. Kalau gua sendiri mah sampai kapan juga gak bakal berani.

 

Emang payah banget gua jadi laki-laki. Bahkan disaat orang-orang memuji kecantikannya, gua hanya terdiam, tak memberikan respon apa-apa kepadanya. Tapi sejujurnya, dilubuk hati gua yang paling dalam, itu begitu memuji kecantikannya hari itu. Meskipun dimata gua, dia selalu cantik setiap saat, tak hanya dihari itu saja. Setiap melihatnya, dia selalu menjadi bintang yang paling bersinar diantara bintang lainnya. Entah mengapa sangat sulit sekali mengakui itu dan berbicara yang sejujurnya kepada dia. Karena dalam pikiran gua selama ini, gua masih merasa kalau gua belum pantas untuk bersanding dengannya.

 

Gua belum siap secara mental dan keberanian. Dan itu pula yang membuat gua merasa kalau gua sudah kalah telak darinya dalam pertarungan ini. Gua mencintainya, benar-benar mencintainya. Meski gua telah memotivasi diri gua sendiri untuk memberikan waktu paling lama 3 tahun untuk membuktikan keseriusan gua dan memperjuangkannya, tapi ada sisi lain gua yang tidak meyakini hal itu. Bukan tidak yakin dengan cinta yang gua miliki, tapi lebih ke tidak yakin dia akan jenuh menunggu gua terlalu lama, atau mungkin dipertengahan jalan dia bertemu dengan seseorang yang jauh lebih pasti daripada gua. Karena gua sendiri menyadari, kalau gua telah menggantungkan perasaan ini.

 

“Selamat Tinggal kekasih yang ku harapkan... Kekasih sejati yang aku impikan... Selamat tinggal, semoga kau bahagia selalu dalam takdir hidup...”

“Andai nanti dia memang bukan jodohku. Tuhan, aku titip dia. Aku mohon, tolong bahagiakanlah dan sayangilah dia, kapanpun, dimanapun, dan dengan siapapun itu. Karena saat ini, aku belum mampu untuk melakukan semua itu, dan belum pantas bersanding dengannya. Meski dia tidak bersamaku, aku ikhlas. Asal senyumnya selalu terpancar di wajah cantiknya. Jangan biarkan kesedihan meliputinya kembali. Jika setetes air matanya jatuh, maka dunia telah melakukan kesalahan yang sangat besar.” :’)

"Tuhan, aku mencintainya, benar-benar mencintainya. Jika memang dia seseorang yang telah kau persiapkan dan kau kirim untukku, tolong permudahkanlah aku untuk bersatu dengannya. Aku sadar, aku paham posisiku, saat ini aku memang belum pantas untuknya. Maka dari itu, tunjukanlah jalanmu selalu agar aku bisa menggapainya. Jika jodohku bukan dia, aku percaya padamu bahwa kau telah menyiapkan dan memilih seseorang yang paling terbaik menurutmu untuk bersama denganku. Tapi Tuhan, jika aku boleh memilih, aku hanya ingin dia. Hanya dia yang aku inginkan, hanya dia satu-satunya wanita yang ku harap bisa menjadi pendamping dalam hidup dan matiku. Sulit bagiku untuk mencari dan mencintai wanita lain lagi. Karena aku telah memberikan seluruh hatiku hanya untuknya, dan aku benar-benar mencintainya dengan sangat dalam." 

"Aku selalu percaya, ada orang yang mencintai seseorang tanpa mengharapkan timbal balik. Aku bersyukur, Tuhan pernah mengizinkanku untuk mencintaimu. Meskipun Tuhan tidak mengizinkanku untuk memilikimu."

 

 

*Catatan Akhir Kuliah*

“Sat set sat set lah tur. Terakhir 5 Desember loh. Ayo bisa tur.”,

“Cerita lu sama aja kaya si V tur. Dia kemarin cerita bingung mau ajak siapa. Kalo ajak ortu kandungnya gak enak sama ortu tirinya pun sebaliknya. Wkwkwk cocok dah lu berdua.”,

“Ayolah tur berani, jangan Cuma jadi pengagum rahasia aja. Kalo lu punya masa lalu yang buruk, seengganya jadikan dia motivasi untuk perubahan lu.”,

“Tur, noh Vera, yang lu tulis di skripsi lu.”,

“Fathur sama Vera foto berdua gini kaya diatas pelaminan yaa. Pak Budi sama Bu Trisna jadi walinya.”,

“Jangan-jangan kalian berdua jadian beneran yaa.”,

“Vera, dicariin nih sama Fathur.”

“Fathur ayo dong, katanya mau foto bareng sama Vera.”

“Fathur sini sebentar dah, Vera ikut sini dulu dah. Udah kalian foto bareng berdua dulu.”,

“Jangan ragu apa tur. Tembak Vera lah, mumpung dia juga masih single.”,

“Aamiin, gua doain lu berdua berjodoh di waktu yang tepat.”

 

Mungkin gua akan merindukan perkataan-perkataan ini. Perpisahan kali ini benar-benar perpisahan yang paling Indah. Terimakasih semua udah mau mencoba membantu gua, udah mau menjadi tempat curhat gua bercerita tentangnya. Dukungan kalian itu sangat berarti banget buat gua. Meskipun pada akhirnya gua tetap menjadi seorang pecundang. Udah terlalu panjang kayaknya yaa. Cukup gua akhiri aja sampai sini. Gak kuat gua nulisnya, ini juga sambil berkaca-kaca mata gua, udah keluar malah air matanya. 


Sehat-sehat yaa kalian semua. Semoga sukses juga diluar sana nanti. Agar kelak ketika kita dapat berjumpa kembali, kita bisa saling bercerita tentang kisah yang hebat. Syukur-syukur kalau kita bertemu kembali, gua sudah berani jujur mengungkapkan perasaan gua, dan sudah bersama dengannya. Hehehe, gak ada salahnya untuk berharap kan. Meski gua sering mengeluh tentang masa kuliah, tapi sejujurnya gua bahagia menikmati menjalani masa-masa kuliah ini bersama kalian. Dan bertemu dengannya di masa kuliah, adalah salah satu anugerah terindah dalam hidup gua. Terimakasih telah mewarnai kehidupan indah perkuliahan gua, VERA SANTIKA. ^_^

edit

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama

Pesan Cinta untukmu yang tak pernah Tersampaikan.... Kau tak perlu cantik, Kau hanya perlu menjadi dirimu, Maka aku Jatuh Cinta. #SyairCintaku

© Design KakMans · 1998 · Pattern Template by Anak Adam Management · © Content SYAIR CINTAKU