Jawaban
|
Jumat, 21 Mei 2021
|
Pesan
|
Gua udah memasuki tahap akhir kuliah, sudah memasuki
tahap skripsi, bahkan minggu depan sudah mulai sempro. Tapi, justru gua semakin
gak ada gairah untuk hal tersebut. Disaat teman-teman gua sedang berjuang, gua
justru masih santai-santai saja. Ada teman gua yang mencoba untuk membangkitkan
semangat, namun tidak berdampak apa-apa buat gua. Ada juga yang bilang, “Ingat
tujuan awal lu kuliah tur?”. Tujuan? Gua mencoba mencari tau, apa sih
sebenarnya tujuan gua kuliah ini. Mengisi waktu luang disaat gua belom siap
masuk dunia kerja? Ahh ngga juga, bukan itu sepertinya. Mencari pasangan? Ahh
tentu saja bukan.
Gua semakin penasaran, apa sih tujuan gua awalnya? Gua
mencoba mengingatnya, terus-terus dan terus. Hingga akhirnya gua menemukan
jawaban itu. Jawabannya ternyata sangat sederhana, tujuan awal gua kuliah
adalah gua mengincar wisuda. Kenapa? Karena dengan wisuda itu, gua memiliki
kemungkinan untuk foto bersama dengan kedua orangtua gua beserta adik gua,
lengkap. Hal yang belum pernah gua rasakan, hal yang selalu gua inginkan dari
dulu. Dengan wisuda itu, gua memiliki kemungkinan untuk melakukan hal tersebut.
Hal yang mustahil bisa gua dapatkan diluar momen itu.
Sebelumnya mungkin gua pernah menulis bahwa gua ingin
wisuda bareng dia. Melihat senyumnya di saat wisuda, mungkin itu akan menjadi
perpisahan terindah untuk gua. Tapi ternyata, bukan itu tujuan terbesar gua.
Disaat dia ditempatkan dihari yang sama dalam menjalani proses 2/4 bersama gua,
dan bahkan ditempatkan disatu dosen pembimbing yang sama, itu tidak bisa
membuat gua bergairah untuk menulis skripsi ini. Karena ada tujuan yang lebih
besar, yang lebih gua inginkan dari itu semua. Gua juga sempat mengira, apakah
perasaan gua kepadanya adalah keliru? Dia adalah support system, atau Cinta
adalah Perang, mungkin itu semua adalah kekeliruan gua. Faktanya dia tidak bisa
membangkitkan gairah semangat gua.
Mungkin alasan gua tak bersemangat dan gak ada gairah
untuk mengerjakan skripsi ini karena faktor plandemi ini. Yaa, plandemi ini
menghancurkan harapan dan impian terbesar gua. Percuma gua mengerjakan skripsi,
percuma saja gua wisuda, jika wisudanya nanti online atau hanya perorangan
saja. Itu ternyata yang menjadi faktor terbesarnya, dan gua baru menyadari hal
itu. Percuma gua melakukan semuanya, jika gua tidak bisa mewujudkan keinginan
gua. Senyuman dia di wisuda, tak lebih besar dari kehadiran orangtua gua.
Kecuali, karena dia lah gua bisa mewujudkan keinginan terbesar gua itu. Sungguh
itu sangat luar biasa bahagia sekali.
Namun gua gak mau jadi pecundang. Gua tetap
mengerjakan skripsi, tapi gua gak mau memaksakan. Gua akan mengerjakan semampu
yang gua bisa. Andaipun tak lulus tahun ini, itu tak masalah. Asalkan jika
tahun depan gua bisa lulus dan wisuda, keadaan sudah kembali normal, dan kedua
orangtua gua bisa menemani gua wisuda. Atau jika Tuhan mengingingkan gua untuk
wisuda tahun ini, gua juga akan terima. Gua akan berusaha mengerjakan semampu
gua, dengan cara gua sendiri, meskipun bukan dengan cara terbaik gua. Karena
apa? Balik lagi, karena gua mengerjakan ini dengan tak ada gairah, tak ada
obsesi, dan tak ada semangat. Orangtua gua mungkin akan bangga dengan kelulusan
gua. Orangtua mana yang tak bangga melihat anaknya bisa lulus kuliah? Tapi gua,
tidak puas jika lulus dengan hasil seperti ini.
edit







Tidak ada komentar:
Posting Komentar